Banjarmasin (ANTARA) – Tiga pemuda Malaysia keturunan Banjar, Hafizul, Sahrin dan Zaki menikmati sensasi menyusuri Sungai Martapura, Kota Banjarmasin, Provinsi Kalimantan Selatan, pada malam hari.
Menurut mereka, Senin malam menyusuri Sungai Martapura pada malam hari memang memiliki sensasi tersendiri, karena Anda bisa menikmati suasana malam di tengah sungai dengan semilir angin malam, suara deburan ombak air, dan suara malam. burung-burung.
Baca juga: Pengusaha Banjar Malaysia Cantumkan Identitas Bidang Usahanya
Selain itu, dengan menyusuri sungai di malam hari, Anda bisa menikmati suasana pedesaan Kota Banjarmasin dengan lampu-lampu club house, serta pemandangan menakjubkan di sepanjang tepi sungai, terutama di kawasan Siring Tendean, Siring Sudirman, dan jalan pos siring yang selama ini menjadi wisata sungai kota yang memiliki julukan daerah tersebut. seribu sungai.
Pelayaran sungai dimulai sekitar pukul 22.00 WITA menuju Kampung Hijau dan Kampung Biru, Sungai Biru dengan pelayaran sekitar satu jam pulang pergi.
Dimulai dari area taman maskot bekantan, di sini ketiga pemuda asal Bagan Serai, Perak, Malaysia ini berswafoto di berbagai sudut taman termasuk patung bekantan (Nasalis larvatus) sendiri sebagai latar belakang.
Kemudian mereka menaiki klotok ditemani penulis dengan biaya hanya Rp 10.000 per orang atau sekitar tiga ringgit Malaysia.
Baca juga: Bahasa Banjar Terancam “Kepunahan” di Malaysia
Karena penumpang kosong, rombongan hanya duduk di atas yang menurut nahkoda kapal aman, jika penumpang belum kenyang, selain itu dengan duduk di atas juga leluasa menyaksikan indahnya pemandangan kiri kanan kapal. sungai Martapura.
Perjalanan sangat menyenangkan dimulai dengan gemerlap lampu di sekitar taman maskot kemudian menuju ke menara pandang dan kemudian di jembatan Pasar Lama, sepanjang jalan menyaksikan banyak klotok atau speedboat yang diparkir di tepi sungai, kemudian melihat bangunan termasuk menara pandang dan rumah maritim Amno.
Dalam perjalanan juga akan melihat berbagai rumah warga yang menghadap ke sungai dengan berbagai bentuk yang khas daerah setempat, kemudian juga akan melihat masjid terapung di sungai Jingah, banyak warung makan yang tutup karena malam, semuanya jalan menuju desa hijau dan biru.
Baca juga: Anggota FSKB Banjarmasin Keliling Negara Asean
Meski kedua lokasi tersebut tidak singgah, pengunjung bisa menyaksikan keindahan kedua desa yang dijadikan destinasi wisata lokal Banjarmasin tersebut.
Deretan rumah yang menghadap ke sungai semuanya berwarna biru dan yang lainnya berwarna hijau dan di halaman yang merupakan sungai di mana dibangun jembatan kecil yang disebut jembatan penyeberangan yang dilengkapi dengan berbagai tanaman hias, serta jembatan penyeberangan dengan ornamen Banjar sehingga ketika lampu jalan yang di sorot cukup indah dilihat dari perahu wisata.
“Kami sangat suka menikmati alam di malam hari, ini menjadi cerita bagi kami sesampainya di Malaysia, dan kami mungkin akan kembali ke Banjarmasin lagi di masa mendatang dengan mengajak lebih banyak teman,” kata Sahrin saat ditanya.