Kawasan transmigrasi Lajar Papuyuan terletak di Desa Matang Hanau, Kecamatan Lampihong, Kabupaten Balangan, Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel).
Namun, sejak 2015, hampir sepanjang tahun terjadi banjir di Trans Lajar Papuyuan.
Hal ini mengakibatkan jumlah penduduk transmigrasi terus berkurang karena mereka kesulitan mencari nafkah.
Ini bukan lagi masalah baru, mengingat keluhan warga sudah berlangsung selama delapan tahun terakhir.
Di kawasan transmigrasi pada tahun 2008 terdapat 200 kepala keluarga dengan luas sekitar 300 hektar ditambah dengan luas sekitar ribuan hektar.
Namun, saat ini hanya tersisa sekitar 60 keluarga.
Badan Penelitian dan Pengembangan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappedalitbang) Kabupaten Balangan berusaha mengatasi masalah ini.
Mereka mengajak Politeknik Negeri Banjarmasin untuk bekerja sama melakukan kajian, guna mengatasi banjir di kawasan transmigrasi.
Hasil penelitian menyarankan lima solusi yang ditawarkan. Disampaikan oleh Dr. Riza Adhi Fajar, ahli hidrogeologi, yang pertama adalah membuat polder.
Itu dianggap cukup kuat untuk mengatur air. Namun, itu membutuhkan sejumlah besar uang.
Kedua, normalisasi saluran air yang lama, sehingga perlu direvitalisasi.
Pengerukan agar air dapat mengalir ke Sungai Balangan dan tidak mengarah ke kawasan transmigrasi.
Ketiga, pembuatan pintu air. Buka tutup air di perempatan, lalu arus dialirkan ke Sungai Balangan.
Keempat, pengerukan Sungai Balangan di beberapa titik sekitar 400 meter yang mengalami gangguan aliran air.