RUMAH PISAU – Dalam upaya menurunkan angka stunting, Tim Percepatan Penanggulangan Stunting Kabupaten Pulang Pisau bersama lintas sektor melakukan kegiatan Copy Review di Kabupaten Tapin Provinsi Kalimantan Selatan.
Tim yang dipimpin Staf Ahli Bupati Edy P Casmani didampingi Sekretaris melalui Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB), Ma’ruf dan perwakilan lintas sektor.
Kepala DP3AP2KB Kabupaten Pulang Pisau, Dr Bawa Budi Raharja, selaku Sekretariat Tim Penanggulangan Stunting, melalui Sekretaris Dinas (Sekdin) Ma’ruf Kurkhi mengatakan, Kabupaten Tapin dipilih sebagai tujuan Mimicking Study untuk mengurangi tingkat edit. Karena kabupaten ini merupakan salah satu kabupaten terbaik dan berhasil menurunkan angka stunting secara signifikan. Di mana kata Ma’ruf, pada 2021 Kabupaten Tapin tingkat penyuntingannya 33,5 persen. Padahal kata Ma’ruf, pada 2022 angka stunting akan menurun hingga mencapai angka.
“Maka dari itu kami melakukan studi percontohan ke Kabupaten Tapin untuk melihat langsung tindakan yang dilakukan oleh Kabupaten Tapin, dan ini bisa menjadi rekomendasi untuk diterapkan di Kabupaten Pulang Pisau,” kata Ma’ruf menjelaskan, Rabu (29/3). ) .
Pada prinsipnya, kata Ma’ruf, tindakan yang dilakukan sama dengan yang dilakukan Pemerintah Daerah Kabupaten Pulang Pisau. Yaitu tindakan yang merupakan Rencana Aksi Nasional atau RAN sesuai dengan peraturan BKKBN pusat antara lain memenuhi data yang akurat, membentuk Tim Pendampingan Keluarga, mendampingi calon pengantin, mendampingi ibu hamil, mengawasi balita dan melaksanakan destinasi atau membentuk aksi pendampingan yang dikenal dengan stunting. serta audit kasus stunting.
” Pada prinsipnya sama. Bedanya hanya dari segi survei yang dilakukan Kementerian Kesehatan pada tahun 2021. Jadi, surveyor mengajukan sampel agar dari Dinas Kesehatan yang menjadi salah satu penanggung jawab survei, kemudian dibentuk tim yang diambil dari ahli gizi yang juga bekerja sama dengan Politeknik Gizi. Tim Surveyor mengambil sampel kemudian diperiksa oleh Tim Surveyor, dan juga diperiksa oleh Tim dari kabupaten agar jika ada perbedaan segera dilakukan validasi agar hasilnya benar-benar akurat.
Mereka juga akan mengetahui keluarga yang akan disurvei. Nah, ini yang akan kita tiru dan terapkan di Kabupaten Pulang Pisau untuk menekan angka edit.
Meski begitu, pihaknya juga akan berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan melalui Kepala Dinas Kesehatan (Kesmas).
“Bila ada survei seperti ini nanti, kami akan mengadakan pertemuan untuk mempersiapkan dan membuat perbandingan serta terlibat langsung dalam kegiatan survei.
“Dalam artian, kami tidak menerima mentah-mentah hasil survei. Tapi kami juga punya data untuk pembanding,” ujarnya
Ma’ruf menambahkan, selama kegiatan Mikaji Kaji di Kabupaten Tapin bersama dinas terkait, salah satu Dinas Kesehatan secara khusus menjadi ujung tombak, padahal DP3AP2KB sebagai koordinator atau Sekretariat.
“Tapi kita sangat mengharapkan dari lintas sektor. Apa peran Dinas Kesehatan, Dinas Ketahanan Pangan, apa peran Dinas Sosial, PUPR dan semua tim yang terlibat dalam percepatan penurunan edit rate ini,” ujarnya menyimpulkan. (ung)