Jamaah haji beribadah di Masjid Agung Mekkah. Foto/SINDOnews
Direktur Pembinaan Haji Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah (Ditjen PHU) Kementerian Agama (Kemenag) Arsad Hidayat berbagi tips agar jamaah yang tersesat tidak terulang kembali. Tips ini sangat bermanfaat dan bisa menjadi panduan bagi keluarga, team leader dan group leader.
Berikut tips agar jamaah tidak tersesat saat berada di Masjid Agung.
1. Orientasi lokasi
Bagi jamaah yang baru tiba, sebaiknya orientasi lokasi terlebih dahulu. Di mana hotel itu berada, kenali ciri-ciri fisiknya. Termasuk pengenalan kanan dan kiri. Selain itu, penting untuk mengenali nama pintu saat memasuki Masjid Agung.
2. Berikan kartu hotel kepada Jemaat
Ini penting karena kartu hotel berisi nama hotel di bagian belakang dan juga berisi peta. “Kartu hotel ini sangat membantu mereka di saat-saat tertentu saat disasar,” ujarnya, Selasa (11/4/2023).
3. Naik bis Sholawat
Jamaah yang tersesat di sekitar Masjidil Haram bisa mencapai bus sholawat. Karena ada jalur bus sekolah di dekat Masjid Agung yang akan melayani jamaah.
Agar tidak salah jemaah sebaiknya mengingat warna bus sholawat tersebut. Biasanya Kementerian Agama membedakan bus salat berdasarkan warna. Karena ada perbedaan warna antara bus sholat jamaah yang tinggal di Mahbas Jin dengan bus sholat jamaah yang tinggal di Jarwal.
Jika sudah naik bus sholawat, jamaah bisa bertanya kepada supir atau supir. Karena umumnya driver yang bertugas adalah driver dari Indonesia
5. Surat masuk
Jamaah yang tersesat di Masjid Agung bisa bertanya kepada petugas di stasiun-stasiun, baik setibanya di Masjidil Haram, Bab Ali dan Gaza, maupun di kantor pos tempat pemberangkatan.
6 Berikan kepada jemaat nomor telepon ketua tim, kelompok, Karoma
Lengkapi jemaah dengan nomor telepon ketua kelompok, kesehatan dan ketua kelompok (berkotak-kotak). Termasuk nomor kontak ketua tim karena organisasi tim lebih kecil, hanya 11 orang.
“Jadi kalau ada masalah atau apa, telepon saja kunci berbagi Saya di sini, nanti ketua tim bisa koordinasi dengan Karom. Kemudian karom bisa berkoordinasi dengan ketua kelompok agar bisa menjangkau. Kalau rombongan tidak bisa karena baru jemaah, bisa berkoordinasi dengan rekan bidang,” ujarnya.
(keping)