TANPA ANAK EMAS: Seiya Da Costa Lay tak mendapat kesempatan bermain di putaran kedua Liga 1. Enam pemain lainnya juga bernasib sama. (Media Officer Arema FC Untuk Radar Malang)
JAKARTA – Mendapat kesempatan bermain untuk Tim Arema FC bukanlah perkara mudah. Hal itu terlihat dari delapan pertandingan di babak kedua yang dimainkan Singo Edan. Selama itu, ada tujuh pemain yang tidak mendapatkan menit bermain.
Contohnya adalah Ahmad Bustomi. Pemain bernomor punggung 19 ini merupakan sosok senior di tim Singo Edan. Sayangnya, namanya di lini tengah masih kalah bersinar dibanding beberapa pemain lainnya. Seperti Evan Dimas, Jayus Hariono, Gian Zola, dan Renshi Yamaguchi.
Selain dia, Bayu Aji, Kevin Armaedyah, dan Seiya Da Costa Ley juga belum mendapatkan menit bermain. Begitu juga dengan Ikfhanul Alam, Galih Firmansyah, dan Andriyas Francisco. Jadi mengapa mereka belum memiliki kesempatan untuk bermain? Apakah itu tidak termasuk dalam proyeksi permainan yang diusung oleh I Putu Gede?
Menanggapi pernyataan tersebut, Putu menegaskan bahwa dasar penunjukan pemain adalah kinerja. “Referensi terpenting bagi tim pelatih adalah bagaimana penampilan mereka saat persiapan,” ujarnya. Menurutnya, siapa pun yang bisa menunjukkan penampilan terbaiknya akan mendapat kesempatan besar untuk tampil.
Tak peduli senior, junior, bintang, pemain lama atau pemain baru. Berangkat dari prinsip itu, dalam beberapa pertandingan ia tak segan menurunkan Achmad Figo. Lalu cadangan Adilson Maringa dan mainkan Teguh Amiruddin. “Abel, striker asing juga belum masuk mulai sebelas benar,” tambahnya.
Untuk itu, Putu berharap seluruh pemain bisa berlomba menunjukkan performanya selama masa persiapan. Menurutnya, segala kerja keras akan membuahkan hasil yang baik bagi para pemain. Selain kinerja dalam praktek, pertimbangan lain adalah strategi.
Menurutnya, tim pelatih akan menyesuaikan taktik dengan siapa yang akan dihadapi. Itu salah satu cara timnya mengantisipasi kekuatan lawan. Ia mencontohkan, saat menghadapi tim yang memiliki keunggulan dalam kecepatan, ia akan menurunkan pemain yang kuat dalam bertahan. Tujuannya adalah untuk mengimbangi kelebihan itu. “Kami perlu menyesuaikan dengan situasi pertandingan dan melihat apakah sang pemain bisa cocok dengan tim,” jelasnya.
Sementara itu, terkait ketatnya persaingan yang terjadi di dalam tim, pemain muda Seiya Da Costa Ley mengaku tidak masalah. Menurutnya itu adalah hal yang biasa. Apalagi untuk tim sebesar Arema FC. “Saya yakin untuk bermain di mana saja ada persaingan,” katanya.
Menurutnya, persaingan untuk mendapatkan kesempatan bermain merupakan hal yang positif. Itu sebabnya pemain muda seperti dia bisa termotivasi. “Pemain berusaha lebih baik lagi,” tambah pemain berdarah Jepang itu. (gp/oleh)