Banjarmasin (ANTARA) – Universitas Lambung Mangkurat (ULM) bekerjasama dengan Yayasan Adaro Bangun Negeri (YABN) melakukan transfer teknologi kepada santri untuk mewujudkan kemandirian ekonomi pondok pesantren di Kalimantan Selatan.
“ULM melibatkan 200 santri dan 38 dosen dari berbagai bidang ilmu untuk bergabung di pesantren Program Adaro Santri Sejahtera,” kata Ketua Dana Pendamping Program Santri Sejahtera Adaro, Prof., Sabtu (17/12) di Teater Kuliah FEB ULM dengan tema ‘Pesantren Mandiri, Ustadz Berdaya, Santri Sejahtera’.
Ia menjelaskan, pesantren juga harus bisa menerima teknologi untuk pengembangan, selain program pembinaan dan pengajaran ilmu agama yang sudah berjalan secara rutin.
“Karena fokus utamanya membangun entrepreneurship, maka kami menyediakan berbagai teknologi yang berkaitan dengan pengembangan usaha, seperti budidaya perikanan, peternakan dan lain sebagainya,” jelas Yudi selaku Wakil Rektor IV ULM Bidang Kerjasama dan Humas.
Sementara itu, Rektor ULM Prof Ahmad Alim Bachri mengakui bahwa Program Santri Sejahtera Adaro dengan skema Dana Pendamping yang merupakan implementasi dari program Kampus Belajar Mandiri (MBKM) Kemdikbud sangat positif untuk terus dikembangkan. .
“Ada begitu banyak pesantren di Kalimantan Selatan dengan lebih dari 70.000 santri yang berpotensi menjadi sasaran program yang lebih luas ini ke depan,” ujarnya.
Program Adaro Santri Sejahtera (PASS) Tahap II tahun ini menyasar empat pesantren di Kalimantan Selatan, yaitu Pesantren Al Islam Kambitin di Kabupaten Tabalong, Pesantren Miftahul Ulum Bangkiling Raya di Kabupaten Tabalong, Pesantren Nurul Muhibbin Barabai di Kabupaten Hulu Sungai Tengah, dan Pesantren Nurul Muhibbin Halong di Kabupaten Balangan.
Direktur Yayasan Adaro, Okty Damayanti mengatakan, selama dua tahun terakhir program tersebut telah memberikan dampak positif bagi perkembangan pesantren.
“Omzet dari Pesantren Miftahul Ulum misalnya hanya dari penjualan ikan lebih dari Rp 400 juta, kemudian di Pesantren Al Islam mampu menjual kambing hampir Rp 200 juta,” ujarnya.
Okty berharap suatu saat bisa bertemu dengan mahasiswa binaan yang menjadi pengusaha sukses dan mensejahterakan masyarakat luas dengan menciptakan lapangan kerja.