Medan (Kemenag) — Direktur Bina Haji Ditjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kemenag Arsad Hidayat mengingatkan para petugas untuk menyiapkan dirinya agar dapat memberikan layanan maksimal kepada para jemaah haji.
Pesan ini disampaikan Arsad, pangggilan akrabnya, saat memberikan arahan pada Bimbingan Teknis (Bimtek) Terintegrasi bagi Petugas yang menyertai jamaah haji Embarkasi Medan di Asrama Haji Medan. Giat ini diikuti para Ketua Kloter, Pembimbing Ibadah Haji, Tenaga Kesehatan Haji, dan Petugas Haji Daerah Tahun 1444 H/ 2023 M.
Menurut Arsad, ada sejumlah tantangan yang harus dihadapi dalam penyelenggaraan ibadah haji tahun 1444 H/2023 M. “Petugas harus siap!,” tegasnya di Medan, Jumat (10/3/2023).
Tantangan pertama, kata Arsad, tahun ini kuota haji Indonesia kembali normal, sebanyak 221 ribu jemaah. “Tentu ini menjadi tantangan tersendiri yang akan dihadapi dan saya yakin semua sudah punya jawaban apa yang harus dilakukan sebagai petugas,” pesannya.
“Kuota normal tentu jemaahnya padat, baik di akomodasi, transportasi atau di tempat ibadah. Kompleksitas permasalahan akan terjadi dan menjadi tantangan utama para petugas sebagai pelayan tamu Allah,” sambungnya.
Kedua, tahun ini sudah tidak ada pembatasan usia jemaah haji. Sehingga, jemaah 65 tahun ke atas atau yang masuk kategori lansia juga bisa berangkat. “Setidaknya ada 64 ribu jemaah lanjut usia (lansia) yang akan melaksanakan ibadah haji pada tahun ini,” sebut Arsyad.
Ketiga, mempertahankan Indeks Kepuasan Jemaah Haji Indonesia (IKJHI). Tahun 2022, IKJH masuk kategori sangat tinggi dengan indeks untuk pertama kalinya mencapai angka 90. Ini menjadi tantangan untuk dapat dipertahankan.
“Mudah-mudahan segala keberhasilan penyelenggaraan ibadah haji tahun lalu (2022) memberikan semangat dan spirit agar minimal bisa sama dengan tahun lalu. Atau bahkan bisa lebih,” ujar Arsad mengutip statement Menteri Agama pada Rakernas Program Direktorat Jenderal penyelenggaraan Haji dan Umrah tahun 2023.
Tantangan keempat, jemaah sekarang sangat kritis. Mereka, memantau tingkah laku dan aktifitas sehari-hari para petugas haji. “Jika petugas cuek atau tidak pernah memantau jemaah, maka ini akan jadi catatan tersendiri bagi jemaah,” jelasnya.
Kelima, orang dengan mudah mengirim segala sesuatu dan menyebarkannya melalui media sosial, “Jika petugas kurang perform dalam melaksanakan tugasnya, akan mudah tersebar melalui media teknologi atau media sosial,” sebut Arsad mengingatkan.
Keenam, petugas harus melek teknologi, karena hampir semua layanan sudah menggunakan perangkat digital. Tahun ini, semua laporan menggunakan aplikasi. “Laporan tahun ini harus digital, tahun kemarin 100%,” tuturnya.
Tantangan selanjutnya adalah layanan ibadah haji di Mina. Dengan kuota normal, antrian jemaah di toilet akan memanjang. Selain itu, musim haji tahun ini bertepatan musim panas. Seluruh petugas perlu mensosialisasikan sejak awal kepada jemaah akan pentingnya menjaga kesehatan.
“Kapan dan di manapun harus mengingatkan dan mensosialisasikan untuk jemaah agar sering minum, membawa penutup kepala, memakai sandal, menggunakan alas kaki, penutup kepala seperti topi atau payung,” pintanya.
Terkait pembayaran Dam, Arsad menginformasikan akan ada pengaturan dalam perbaikan Dam (Hadyu). Ini akan diatur oleh Keputusan Direktur Jenderal.
Arsad mengakui bahwa visa haji dan umrah saat ini bisa dipergunakan untuk mengunjungi daerah di luar tanah suci Makkah dan Madinah. Kepada para petugas, Arsad berpesan agar rutin mengecek keberadaan dan mobilitas jemaahnya.
“Saya minta semua peduli terhadap jemaah terutama ketua kloter atau semua harus rutin mengecek jemaah jangan sampai ada jemaah yang niatnya di luar beribadah,” tegas Arsad.
Bimtek dilakukan selama 10 hari, 5 – 14 Maret 2023. Giat ini diikuti 109 petugas, terdiri atas: 22 Tim Pemandu Haji Indonesia (TPHI), 21 Tim Pembimbing Ibadah Haji Indonesia (TPIHI), 66 Tenaga Kesehatan Haji Indonesia (TKHI).