BANJARMASINPOST.CO.ID, BARABAI – Bagi masyarakat Banua Anam tentunya sudah tidak asing lagi dengan jajanan ini, gincil, garigit manis, kereta api gepang atau ku, ilat sapi, kue telor cicak, kue gelang, kue rangai, dan lain-lain. wadai satu atau kue satu.
Nah, jajanan jadul (zadul) ini masih ada dan bisa dibeli di Pasar Keramat, Kota Barabai, Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST), Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel).
Namun hanya tersedia pada hari Sabtu di Pasar Keramat Barabai Kabupaten HST. Sebab, para penjual juga menjual ke daerah lain.
Soal harga, masih tergolong murah, sekitar Rp5.000 hingga Rp10.000 per bungkus.
Menurut penjualnya, kue zadul ini dipasok dari berbagai daerah di Banua Anam. Sedangkan gepang atau kutrain dipasok dari Alabio, Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU).
Baca juga: Hingga Oktober 2022, Pertamina Patra Niaga telah menyetor Rp. 1,309 triliun dalam PBBKB
Baca juga: Kantor Pertamina di Banjarmasin Digeledah Terkait Dugaan Korupsi, Ini Tanggapan Akademisi Hukum
Sedangkan Kue Rangai, Kue Satu, dan Kue Gelang, dipasok dari Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS).
“Yang lainnya dari berbagai desa di Kabupaten Hulu Sungai Tengah sendiri,” kata penjual kue zadul yang mengaku berjualan dari pasar ke pasar.
Menurutnya, di tengah membanjirnya aneka jajanan dengan kemasan modern, jajanan kue jadul tetap eksis.
Padahal kemasannya sangat sederhana, hanya menggunakan plastik biasa.
Nilai sejarah itulah yang membuat banyak orang masih menyukai Kue Jadul.
Baca juga: Kebakaran di Jalan Gerilya Kota Banjarmasin Menghanguskan Rumah, Sepeda Motor, Kursi dan Meja Madrasah
Baca juga: Kebakaran Kantor BRI Unit Bakumpai di Marabahan diduga akibat korsleting listrik
Bahkan, para perajin yang berlatih kepang, misalnya, tetap memberikan bonus berupa balon dalam kemasan plastiknya.
“Seperti yang dilakukan pada zaman dulu, banyak produk makanan yang mendapat bonus hadiah dalam kemasannya yang sederhana,” kenang Nana, warga Kota Barabai, yang menyukai jajanan jadul.
Diakui penjual, kebanyakan pembeli jajanan zadul adalah mereka yang waktu kecil suka makan kue tapioka, nasi, jagung dan sebagainya.
Juga kue berbahan dasar ketan, ciri khas kemasannya adalah penggunaan kertas minyak.
Penjual kue lawas itu juga mengatakan ada juga jajanan laut yang sudah jarang dibuat lagi, yaitu sasagon.
Baca juga: DAPOER MANA-MANA Tahu Cabai Garam Anti Miskin ala Dapoer MANA-MANA
Baca juga: Gaji PNS 2023 Naik? Menkeu Sri Mulyani Buka Suara, Berikut Rincian Gaji PNS Saat Ini
Kue sasagon terbuat dari tepung beras yang digiling kasar, dicampur dengan gula putih dan parutan kelapa.
“Saya belum pernah menemukan sasagon dari pemasok atau pembuat kue. Mudah-mudahan masih ada yang memproduksi agar kuliner ini tidak punah,” kata penjual tadi.
(Banjarmasinpost.co.id/)