REDAKSISATU.ID – Gudang penyimpanan solar bersubsidi diduga milik oknum di Desa Melinau, Dusun Simpang Empat, Desa Nanga Suruk, Kecamatan Bunut Hulu, Kabupaten Kapuas Hulu, Provinsi Kalimantan Barat, dibakar. Jumat 24 Februari 2023, sekitar pukul 10.00 WIB. Kejadian itu tiba-tiba menjadi viral.
Persoalan terkait pembakaran gudang penyimpanan solar bersubsidi yang diduga milik oknum berinisial WIN dan NR, menjadi perhatian warga sekitar kepada Wartawan Media Online, REDAKSI ONE, Ketua Koordinator Kantor Perwakilan Kalbar, pasca kebakaran.
“Ya, ya,” kata informan berinisial A yang namanya belum dipublikasikan itu saat ditanya soal pemilik dan pembakaran gudang milik salah satu oknum di wilayah hukum Kabupaten Bunut Hulu itu.
Salah satu informan lain berinisial DR yang merupakan tokoh masyarakat setempat juga mengatakan gudang minyak yang terbakar itu milik oknum berinisial WIN yang bertugas di wilayah hukum Kabupaten Bunut Hulu. Ia menilai, yang bersangkutan sering menimbun dan mencampuradukkan barang.
“Yang terbakar itu Kepala Unit Resk Bunut Hulu S** Win**** Gudang Minyak,” ujar sumber berinisial DR.
Hal senada juga disampaikan oleh narasumber lain yang namanya tidak mau dipublikasikan. Menurutnya, pemilik dan aktivitas bongkar muat solar di gudang yang terbakar bukan lagi rahasia umum.
“Itu minyak bersubsidi, solar. Kalau bensin (kebakaran), pasti banyak korbannya, solar,” ujarnya.
Ia ngotot, menurut pengakuan mertua Win**** bahwa gudang yang terbakar adalah milik Win**** (Oknum_red) yang disewa dari Na*** (Oknum_red).
“Itu Warehouse Win***, disewa Na***, kata mertuanya tadi. Na*** Putussibau tahu? Pol*** yang tidak memiliki hukum terhadap Na***, dikawal oleh personel TN* dari Wal** Sa***,” ujarnya.
Tak hanya itu, menurut informasi dari informan yang tidak mau disebutkan namanya, oknum atas nama Na*** saat ini memiliki APMS terapung di Kabupaten Mentebah.
“Na*** beli APMS di Mentebah, Na*** punya banyak gudang, di Putussibau juga ada gudang di Perintis,” kata seorang warga Kabupaten Bunut Hulu.
Menurutnya, Na*** adalah orang yang sampai saat ini belum tersentuh hukum. Ia juga mengatakan, selain memiliki bawahan, Na*** juga memiliki banyak sarana transportasi untuk memasok minyak bersubsidi kepada pihak penambang liar dan pengecer.
“Dia adalah seorang polisi di Bareskrim, dia tidak kebal terhadap hukum. Dia memiliki banyak alat transportasi, beberapa dump truck dan beberapa pickup. Eceran Pertalite Rp. 11.300,- diantar ke desa-desa,” jelasnya.
Menanggapi pembakaran Gudang Minyak Subsidi Ilegal tersebut, Masyarakat sangat bersyukur. Bahkan masyarakat menganggap peristiwa kebakaran itu sebagai karma.
“Orang bilang terima kasih, karma,” katanya.
Sedangkan berdasarkan penyelidikan tim di lapangan. Peristiwa kebakaran terjadi pada saat kegiatan pemindahan solar dari mobil jenis pick up ke drum penyimpanan.
Pada saat penyalinan, pekerja tidak menyadari adanya kebocoran pada selang dari mesin robin sehingga menyebabkan mesin mengeluarkan percikan api dan menyentuh drum berisi oli.
Akibat keterbatasan fasilitas untuk memadamkan api dan kepanikan para pekerja Gudang, api semakin membesar.
Belum ada keterangan resmi terkait kejadian ini dari pihak terkait, diduga kuat saat ini ada korban yang mendapatkan perawatan. Namun, kerugian ditaksir sekitar ratusan juta rupiah.
“1 tangki tanam, 47 drum besi, 1 drum plastik, 2 mesin robin,” ujarnya.
Hingga kini, salah satu oknum yang diduga terlibat virus tersebut belum memberikan keterangan sebagaimana terkonfirmasi, pada pukul 11.58 WIB.
Masyarakat harus tahu bahwa tidak ada Pabrik Kelapa Sawit di sekitarnya. Tidak ada kegiatan pengangkutan CPO melalui jalur darat di kawasan sekitar kebakaran Gudang Minyak Bersubsidi, adapun kegiatan pengangkutan CPO melalui DAS Kapuas, Kecamatan Smithu, menuju Jakarta pada Desember 2022.
Editor: Adrianus Susanto318