Dinas Pendidikan Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara menugaskan tim untuk melakukan inventarisasi masalah video pasca viral sekelompok siswa sekolah anak SP 5 Seimanggaris yang tidak belajar karena tidak ada guru.
Disdik Nunukan Asnawi, Kepala Bagian Kepegawaian, Kurikulum, Surat dan Perizinan (K2SP), mengatakan di Sekolah Filial SP 5, hanya ada dua guru honorer yang kebetulan mengajukan izin untuk keperluan mendesak.
”Ada dua guru honorer yang ditugaskan mengajar di Sekolah Filial Seimanggaris SP 5. Tapi syaratnya, mereka berdua minta cuti, untuk menyelesaikan suatu masalah,” kata Asnawi, Rabu (14/6/2023).
Jalan menuju sekolah yang menampung sekitar 60 siswa ini merupakan jalan di tengah perkebunan dan sulit diakses saat hujan.
Faktor ini juga mengganggu kegiatan belajar mengajar di sekolah ini.
Dibutuhkan sekitar 2 jam untuk sampai ke Filial School SP 5 Seimanggaris dari sekolah utama di SD 002 Seimanggaris.
“Dilema sekolah di tengah perkebunan, selain sulit dan jauh aksesnya, masalah guru juga menambah daftar kendala,” aku Asnawi.
Dinas Pendidikan Nunukan segera mengupayakan pemindahan SD tersebut.
Sekolah induk SD Filial SP 5, saat ini SDN 002 Seimanggaris, akan dipindahkan ke SD 005 di Nunukan.
Pertimbangan mutasi ini membandingkan jarak tempuh dan efisiensi anggaran. Serta kendala praktis ketika ada urusan administrasi yang mendesak dan membutuhkan waktu cepat.
“Ke sekolah induk butuh waktu dua jam melalui jalan darat yang sulit diakses, sedangkan kalau ke Nunukan hanya satu jam dengan speed boat. Lebih hemat waktu, dan lebih praktis jika guru memiliki urusan mendesak di SD milik orang tuanya,” jelas Asnawi.
Asnawi menambahkan, pemindahan sekolah induk tentu memakan waktu karena harus menyertakan pemindahan data Dapodik siswa dan guru honorer di sekolah ini.
”Sementara itu, solusinya pindah SD dan SD 005 sudah siap untuk itu. Nanti kalau ada solusi lain, kita pikirkan dan pikirkan lagi,” imbuhnya.
Sebelumnya, video yang memperlihatkan beberapa anak sekolah sedang duduk sambil bermimpi di sebuah gedung, seperti pos ronda di depan gedung SD di Kecamatan Seimanggaris, Nunukan, Kalimantan Utara, viral dan menjadi sorotan publik.
Video yang dibuat saat jam sekolah itu diunggah oleh seorang netizen bernama Yudha. Ia tertarik melihat keadaan anak-anak SD yang berkerumun dan tampak melamun serta memusatkan pandangan kosong ke gedung sekolah.
Yudha mendekati rombongan anak-anak tersebut dan bertanya mengapa mereka tidak bersekolah dan belajar.
Anak-anak menjawab bahwa tidak ada guru yang datang untuk mengajar mereka.
Ada nada kecewa dan sedih dari jawaban anak-anak tersebut karena sepertinya sekolah tersebut sudah lama tanpa guru.
”Cerita tentang pendidikan di Tran SP 5 Sebakis. Tidak ada yang salah, duduk dan diskusikan bagaimana pendidikan anak-anak berjalan dengan baik,” kata Yudha dalam video yang diunggahnya.
Yudha mengatakan, sebagian dari anak-anak tersebut sudah datang ke sekolah sejak pagi untuk pergi ke sekolah dan belajar.
Tidak sedikit dari mereka yang rumahnya cukup jauh dari sekolah. Mereka menaiki truk perusahaan kelapa sawit untuk pergi ke sekolah.
”Tapi mau bagaimana lagi, mereka pasti kecewa karena sampai sekolah sering tidak ada guru yang mengajar,” tambahnya.
Yudha menegaskan, video yang dibuatnya tidak ada niat untuk menyakiti siapapun atau pihak manapun.
Ia hanya mengkhawatirkan nasib anak-anak buruh sawit yang tinggal jauh dari perkebunan.
Nah, di video ini, semua pihak bisa bergerak dan mencari solusi atas kasus tersebut bersama-sama.
”Terkadang tidak ada yang perlu disalahkan. Pembuat video, pesta sekolah, dan pemirsa video. Mari kita bicara, cari solusi untuk situasi pendidikan anak-anak ini,” ujarnya.