Tangkapan layar video viral deretan ambulans yang diparkir di halaman RSUD Kubu Raya Rasau Jaya. (foto khusus).
Kubu Raya, Kalimantan Barat, reportasenews.com – Pelayanan rumah sakit untuk pasien kembali dikeluhkan oleh keluarga pasien. Video berdurasi sekitar 1 menit memperlihatkan deretan ambulans yang diparkir di bawah halaman paddock RS Rasau Jaya, dengan sorotan sorotan keluarga pasien.
Dalam video singkat yang viral sejak Jumat (3/2/2023), terdengar suara dua orang dewasa yang mengeluhkan lambatnya penanganan seorang pasien yang membutuhkan pertolongan medis segera hingga pasien tersebut pingsan.
“Kamu bisa taruh di Facebook, percuma, banyak ambulan, teman sampai mati, percuma. Terpapar di sini, banyak mobil ambulans yang tidak digunakan, kuncinya hilang. Lihat bupati, tidak ada gunanya,” pria itu kesal.
Sejak video itu tersebar luas, pemerintah Kabupaten Kubu Raya melalui Direktur RSUD Kabupaten Kubu Raya, dr. Asep Ahmad Saefullah dalam surat elektroniknya yang diterima redaksi mengklarifikasi informasi simpang siur yang beredar di masyarakat terkait pengaduan keluarga pasien.
“Berikut ini kami sampaikan kronologis kejadian penanganan kecelakaan lalu lintas 200 meter dari Gedung Pelayanan RSUD Kubu Raya,” tulisnya.
Kronologi kejadian sebagai berikut warga pergi ke rumah sakit untuk meminta bantuan satpam dan petugas setempat untuk bantuan ambulans, ada pasien kecelakaan lalu lintas di jalan raya. Petugas keamanan dan pejabat setempat kemudian menghubungi staf ambulans dan mencari kunci ambulans.
Sambil menunggu respon ambulans, polisi dan staf rumah sakit tiba di lokasi dengan brankar rumah sakit saat ini untuk segera mengevakuasi korban agar segera mendapatkan perawatan.
Pasien dibawa ke ruang gawat darurat dengan kereta dorong oleh staf rumah sakit, polisi dan warga. Pasien kemudian dibawa ke ruang gawat darurat dan pemantauan cepat, pemasangan monitor dan infus secara bersamaan, resusitasi jantung dan paru dilakukan.
Dari pemeriksaan kondisi pupil pasien diatas maksimal, arteri karotis tidak teraba, dinding dada tidak ada pergerakan, suara paru dan jantung tidak terdengar, pasien dinyatakan meninggal dunia.
Setelah itu rombongan warga berdatangan dengan kondisi yang tidak menyenangkan, geram dan marah.
Keluarga korban datang selanjutnya, petugas rumah sakit menjelaskan kondisi korban kepada keluarga, keluarga menerima kondisi korban. Petugas kemudian meminta izin kepada keluarga untuk mengurus jenazah dan keluarga menyetujuinya. Setelah jenazah ditangani, pihak keluarga membawa korban pulang, dan semua masalah yang terjadi sebelumnya sudah beres dan rumah sakit tidak ada masalah lagi. (ya)