TARAKAN – Sebanyak 50 dari 150 calon jemaah haji dinyatakan berhasil melakukan registrasi dengan menggunakan aplikasi Visabio. Sementara 100 calon jemaah haji lainnya masih berupaya dalam penggunaan aplikasi Visabio ini.
Kepala Seksi (Kasi) Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kantor Kementerian Agama Tarakan, Muhammad Aslam menjelaskan bahwa persiapan keberangkatan jemaah haji di tahun ini telah dilakukan sejak awal tahun 2023. Namun pada Rabu kemarin menjadi saat bagi Kemenag untuk melakukan pengenalan aplikasi Visabio yang merupakan sebuah aplikasi dari Arab Saudi termasuk kedutaan besar Arab Saudi di Indonesia. “Nanti seluruh dunia orang harus melakukan pengajuan visa melalui aplikasi Saudi Visabio. Mereka (calon jemaah haji) harus mengisi aplikasi ini, sudah kami pandu kemarin (Rabu). Sudah selesai, tapi ada beberapa yang belum,” ungkap Aslam, Kamis (30/3).
Setelah itu, visa tersebut lanjut Aslam akan dilanjutkan ke Kedutaan besar Arab Saudi. Setelah diajukan, barulah visa calon jemaah haji akan dikeluarkan. Namun jika tidak dilakukan pengisian data melalui aplikasi Visabio, maka visa calon jemaah haji tidak akan dikeluarkan sebab aturan ini berlaku untuk seluruh dunia. “Alhamdulillah kami sudah sosialisasi, kemungkinan ada 50an orang sudah selesai, yang lainnya masih belum,” ungkap Aslam.
Yang menjadi kendala dalam penggunaan aplikasi Visabio ini ialah banyaknya jari calon jemaah haji yang tidak terbaca di aplikasi. Selain itu ada pula jemaah haji berusia lansia yang harus mengantongi surat keterangan dokter dikarenakan tangkapan aplikasi yang menjurus pada mata calon jemaah haji yang dinilai tidak bisa.
Setelah pengajuan Visabio selesai, pihaknya tinggal menunggu sebab nama-nama yang berhak haji telah keluar. Namun hingga kini pihaknya masih menunggu keputusan presiden (kepres) tentang biaya haji. Sebab sebelumnya biaya haji yang dikeluarkan tercatat Rp 49 juta merupakan angka rata-rata se Indonesia. Sehingga nantinya per embarkasi akan berbeda seperti ditahun 2020, biaya haji yang dikeluarkan pemerintah mencapai Rp 35 juta rata-rata se Indonesia, namun embarkasi Balikpapan mencapai Rp 37,5 juta.
Baca berita selengkapnya di Koran Radar Tarakan atau berlangganan melalui Aplikasi Radar Tarakan yang bisa di download di :
TARAKAN – Sebanyak 50 dari 150 calon jemaah haji dinyatakan berhasil melakukan registrasi dengan menggunakan aplikasi Visabio. Sementara 100 calon jemaah haji lainnya masih berupaya dalam penggunaan aplikasi Visabio ini.
Kepala Seksi (Kasi) Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kantor Kementerian Agama Tarakan, Muhammad Aslam menjelaskan bahwa persiapan keberangkatan jemaah haji di tahun ini telah dilakukan sejak awal tahun 2023. Namun pada Rabu kemarin menjadi saat bagi Kemenag untuk melakukan pengenalan aplikasi Visabio yang merupakan sebuah aplikasi dari Arab Saudi termasuk kedutaan besar Arab Saudi di Indonesia. “Nanti seluruh dunia orang harus melakukan pengajuan visa melalui aplikasi Saudi Visabio. Mereka (calon jemaah haji) harus mengisi aplikasi ini, sudah kami pandu kemarin (Rabu). Sudah selesai, tapi ada beberapa yang belum,” ungkap Aslam, Kamis (30/3).
Setelah itu, visa tersebut lanjut Aslam akan dilanjutkan ke Kedutaan besar Arab Saudi. Setelah diajukan, barulah visa calon jemaah haji akan dikeluarkan. Namun jika tidak dilakukan pengisian data melalui aplikasi Visabio, maka visa calon jemaah haji tidak akan dikeluarkan sebab aturan ini berlaku untuk seluruh dunia. “Alhamdulillah kami sudah sosialisasi, kemungkinan ada 50an orang sudah selesai, yang lainnya masih belum,” ungkap Aslam.
Yang menjadi kendala dalam penggunaan aplikasi Visabio ini ialah banyaknya jari calon jemaah haji yang tidak terbaca di aplikasi. Selain itu ada pula jemaah haji berusia lansia yang harus mengantongi surat keterangan dokter dikarenakan tangkapan aplikasi yang menjurus pada mata calon jemaah haji yang dinilai tidak bisa.
Setelah pengajuan Visabio selesai, pihaknya tinggal menunggu sebab nama-nama yang berhak haji telah keluar. Namun hingga kini pihaknya masih menunggu keputusan presiden (kepres) tentang biaya haji. Sebab sebelumnya biaya haji yang dikeluarkan tercatat Rp 49 juta merupakan angka rata-rata se Indonesia. Sehingga nantinya per embarkasi akan berbeda seperti ditahun 2020, biaya haji yang dikeluarkan pemerintah mencapai Rp 35 juta rata-rata se Indonesia, namun embarkasi Balikpapan mencapai Rp 37,5 juta.
Baca berita selengkapnya di Koran Radar Tarakan atau berlangganan melalui Aplikasi Radar Tarakan yang bisa di download di :