Mundurnya Drs Mawardi dari posisinya sebagai Wakil Bupati Tabalong yang akan berakhir pada Maret 2024, dinilai sebagai tindakan untuk mengedepankan pilihan politik daripada menuntaskan tugas dan tanggung jawabnya sebagai pengemban amanah hingga 2024 bersama Anang Syakhfiani. Hal ini disampaikan oleh seorang pemerhati politik Banua, Kadarisman, yang menganalisis alasan kemunduran Drs Mawardi dari kursi wakil bupati Tabalong.
Menurut Kadarisman, mundur dari jabatan publik adalah hak konstitusional bagi pejabat publik. Meskipun secara regulasi tersedianya mekanisme, secara substansi pemegang amanah yang mundur sebelum tuntas masa tugasnya kurang elok. Anang Syakhfiani dan Mawardi pernah berkomitmen memimpin Tabalong selama lima tahun penuh dan memiliki tanggung jawab mengawal pemilu 2024 hingga peralihan transisi kepemimpinan sebelum pilkada dilaksanakan.
Kadarisman menyatakan bahwa mundurnya Mawardi adalah sebuah dinamika yang lumrah mendekati masa-masa pra pemilu. Sebagai Ketua Partai Golkar, Mawardi dibebani tanggung jawab yang serius untuk memenangkan partai. Hal ini adalah sebuah dinamika politik yang wajar saja. Kader Partai Golkar menjaga agar pemilu 2024, khususnya perebutan kursi legislatif di Tabalong tidak mengalami kekalahan kedua kalinya. Pada pileg sebelumnya, Partai Golkar kalah beroleh kursi dari Partai Gerindra meskipun meraih suara paling banyak saat itu.
Jika Partai Golkar ingin berperan penting dalam Pilkada akan datang, tugas utamanya adalah memenangkan kursi legislatif terlebih dahulu. Keseriusan Mawardi menggawangi pemilihan legislatif 2024 sangat rasional. Sebab, peta kekuatan partai politik pada 2024 menyebar dan terbagi. Jika pada pemilu 2019, Gerindra, Golkar, PAN dan PKS meraih suara paling banyak di Tabalong, maka pada 2024 Partai Nasdem akan memberikan tekanan yang bisa saja memutarbalikkan keadaan.
Dalam analisisnya, seorang dosen luar biasa di beberapa perguruan tinggi mengatakan bahwa Partai Nasdem diyakini dapat mencuri suara rakyat pada pemilu 2024 karena adanya coattail effect dari figur perubahan dan tokoh nasional seperti Anies Baswedan. Suara arus bawah di Kalimantan Selatan dan Tabalong khususnya akan mendukung figur pembaharuan di level nasional, yakni Anies Baswedan. Partai Nasdem akan diuntungkan dalam situasi ini, sama seperti Gerindra dan PDIP pada pemilu 2019 oleh Prabowo Effect dan Jokowi Effect.
Kadarisman menilai bahwa meskipun mundurnya Mawardi memang sebuah dinamika politik yang wajar saja, tindakan ini kurang elok karena mengedepankan pilihan politik daripada menuntaskan tugas yang sudah menjadi amanah. Bagaimanapun, Anang Syakhfiani dan Mawardi harus menjalankan tugas dan tanggung jawabnya hingga akhir masa jabatan mereka sebagai wakil bupati Tabalong.