WAKTU perpindahan ibu kota Kabupaten Barito Kuala (Batola) dari Marabahan ke Handil Bakti, Kecamatan Alalak, masih menyisakan dua kubu; Pro dan kontra.
AKADEMIK Universitas Islam Kalimantan (Uniska) Muhammad Arsyad Al Banjari, Dr Murakhman Sayuti Enggok justru menilai wacana yang dilontarkan anggota Komisi II DPR RI dari Fraksi PDIP, Muhammad Rifqinizamy Karsayuda, tidak memiliki urgensi.
“Tidak ada urgensi pemindahan ibu kota Batola dari Marabahan ke Handil Bakti, Kecamatan Alalak. Banyak faktor yang sebenarnya diabaikan jika pusat pemerintahan dan pusat kota Batola dipindahkan ke Alalak,” kata Murakhman Sayuti Enggok. tracerekam.comSabtu (14/1/2023).
Menurutnya, dari segi sejarah jelas keberadaan Batola tidak mengabaikan keberadaan Marabahan sebagai pusat perdagangan atau pelabuhan pada masa Kerajaan Negara Daha hingga Kesultanan Banjar pada abad ke-15.
BACA: Pemindahan Ibu Kota Kalsel dari Banjarmasin ke Banjarbaru, Aspirasi Siapa?
“Batola itu sama dengan Marabahan, begitu juga sebaliknya. Mengapa Marabahan yang berstatus ibu kota Kabupaten Batola harus dipindahkan? Apakah kasusnya sama dengan Banjarmasin yang statusnya diubah dari ibu kota Kalsel ke Banjarbaru?” tanya Sayuti Enggok.
Mantan Ketua STIA Bina Banua ini mengatakan, Marabahan berkembang sebagai kota atau pusat Kabupaten Batola dengan dibukanya akses jalan ke Hulu Sungai, khususnya ke Kabupaten Tapin dan Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS).
BACA JUGA: Pindah dari Marabahan, Anggota DPR Rifqinizamy Luncurkan Wacana Handil Bakti-Alalak Menjadi Ibu Kota Batola
“Jangan lihat keadaan Marabahan 10-15 tahun lalu. Yang perlu diperhatikan adalah bagaimana mengembangkan Marabahan menjadi Marabahan Baru,” ujar Sayuti.
Yakni, pengembangan Marabahan Baru menuju Gampa dan bundaran yang mengarah ke Margasari, Kabupaten Tapin.
Sayuti pun mengisyaratkan adanya Jalan HM Karsayuda yang berada di Desa Roh Dalam, Kecamatan Alalak, yang disebut-sebut sebagai calon lokasi kantor Pemkab Batola, jika wacana pemindahan ibu kota dari Marabahan terwujud. .
BACA JUGA: Daripada Pindahkan Ibu Kota Kalsel ke Banjarbaru, Pakar ULM City: Lebih Baik Bangun Kota Satelit!
“Apakah pemindahan ibu kota Batola ke Handil Bakti, atau Kecamatan Alalak terkait dengan keberadaan Jalan HM Karsayuda?” tanya Sayuti, bertanya.
Sekadar informasi, Jalan HM Karsayuda sepanjang 3,5 kilometer yang menghubungkan Desa Jiwa Dalam, Jiwa Karya, dan Jiwa Bakti ini dibangun dengan dana Rp. 1,2 miliar dana APBN.
Pembangunan jalan tersebut diusulkan oleh anggota Komisi V DPR RI Muhammad Rifqinizamy Karsayuda, sebelum dipindahkan ke Komisi II Kementerian PUPR.
BACA JUGA : Pindahkan Ibu Kota Batola ke Alalak, Antropolog ULM Tuduh Rifqinizamy Mimpi Liar
Menariknya, rute bus Tayo Banjarbakula yang disediakan Kementerian Perhubungan dan Pemprov Kalsel juga telah melayani rute menuju ruas jalan ini yang terhubung dengan Terminal Gambut Barakat (Jalan A Yani Km 17).
Jalan HM Karsayuda juga terhubung dengan ruas Jalan Gubernur Syarkawi, bersebelahan dengan kompleks Kampus Universitas Muhammadiyah (UMB) Banjarmasin. Proyek pembangunan Jalan HM Karsayuda masuk dalam program Pembangunan Infrastruktur Sosial Ekonomi Daerah (PISEW) dari Kementerian PUPR tahun anggaran 2020/2021. Kemudian, nama Jalan HM Karsayuda diresmikan oleh Rifinizamy Karsayuda pada Rabu (5/1/2022) lalu.
BACA JUGA: Jadi Sampah Visual, Warga Keluhkan Kabel Berantakan di Ruas Handil Bakti Trans Kalimantan
Sekedar mengingatkan kembali video pernyataan Rifqi, politisi muda banteng ini diduga dari acara sosialisasi pengawasan Pilkada 2024 di Kabupaten Alalak pada 4 Desember 2023. Hingga wacana pemindahan ibu kota Batola dari Marabahan ke Alalak mencuat ke publik. reaksi.(rekam jejak)