Dalam bahasa Banjar, kararaban berarti debu atau sarang laba-laba. Agak unik karena kararaban kemudian menjadi nama kue manis ini.
Oleh: WAHYU RAMADHAN, Banjarmasin
HJ JAMILAH terlihat sibuk menata kue di lapaknya, (24/3) sore di pasar wadai Menara Pandang, Siring Pierre Tendean.
Ada puluhan jenis kue di sana. Mayoritas Wadai khas Banjar. Contoh tata letak yang fenomenal itu. Namun ada satu hal yang menarik perhatian penulis. Teksturnya lembut seperti bingkai. Warnanya coklat. Ditaburi bumbu hitam.
Didekatkan ke hidung, toppingnya mengeluarkan aroma yang harum. Ini dia… wadai kararaban. Dalam bahasa Banjar, kararaban berarti debu atau sarang laba-laba. Biasanya karaban digantung di langit-langit kamar yang jarang dibersihkan oleh penghuninya.
“Mungkin karena warna toppingnya makanya kue ini disebut kararaban,” ujarnya kepada Radar Banjarmasin. “Karabannya di atas kan, jadi taburannya juga di atas,” tebaknya.
Dijelaskannya, berbeda dengan wadai lain yang hanya muncul saat bulan puasa, kararaban masih bisa ditemukan dengan mudah di pasar pada bulan-bulan biasa.
“Jadi aneh kalau orang Banjar malah tidak tahu soal kue ini,” kekehnya.
Perempuan berusia 60 tahun ini menambahkan, dalam budaya Banjar, kararaban juga termasuk dalam 41 jenis jajanan yang disajikan saat ada hajatan atau hajatan.
Untuk diketahui. Tradisi menghidangkan 41 macam jajanan ini merupakan tradisi yang sudah ada sejak zaman dahulu. Penyajian 41 jenis wadai tersebut dimaknai sebagai gotong royong, kebersamaan, dan kesabaran.
Kembali ke kararaban, untuk cara membuatnya, bahan yang dibutuhkan adalah tepung beras, tepung terigu, gula aren, santan, telur, garam, kayu manis, dan adas manis.
Rebus santan dan gula aren terlebih dahulu hingga larut. Lalu tutup mulut. Selanjutnya campurkan tepung beras dan terigu dengan telur, dan garam secukupnya. Campur dengan baik.
Selanjutnya campurkan santan dan gula aren yang sudah direbus sebelumnya. Setelah langkah ini selesai, masukkan adonan ke dalam loyang.
Untuk toppingnya, sangrai butiran adas manis hingga harum. Tumbuh halus dan uap.
Adas manis yang dikukus kemudian dicampur dengan kayu manis bubuk. Baru ditaburkan di atas adonan. Kemudian, kukus adonan hingga matang.
“Setelah selesai, taburkan adas dan kayu manis lagi di atasnya. Itu yang bikin toppingnya wangi,” pungkasnya. (gr/fud)