Liputan6.com, Jakarta – Jelang Ibadah haji, sering kali terdapat berbagai pesan whatsapp, ataupun berita dari media yang tidak kredibel. Informasi yang disampaikan sering kali dari sumber-sumber yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya, sengaja dilakukan untuk menimbulkan kecemasan jemaah hingga memprovokasi suatu tindakan tertentu.
Menanggapi hal ini, Amri Yusuf, Anggota Badan Pelaksana BPKH menghimbau masyarakat utamanya calon jemaah haji agar dapat mengkonsumsi informasi yang dapat dipertanggungjawabkan melalui website dan akun sosial media resmi BPKH RI.
“Sebaiknya saring sebelum sharing, polanya terus berulang setiap tahun menjelang ibadah haji, berupa hoax, maupun disinformasi untuk kepentingan tertentu. Salah satu cirinya adalah menimbulkan kecemasan agar jemaah resah, terlebih usai pengumuman kenaikan biaya haji, situasi ini digunakan untuk menghasut suatu tindakan yang justru bisa merugikan calon jemaah itu sendiri,” terang Amri.
Dia memastikan, pengelolaan dana haji aman, kinerja keuangan berjalan dengan baik terbukti dari likuiditas, solvabilitas dan rasio keuangan lainnya yang melebih target. BPKH juga di Audit oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) dengan hasil opini tertinggi Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) sejak tahun 2018 hingga 2021.
“Semua informasi keuangan pengelolaan keuangan haji telah dirangkum dalam annual report dan laporan keuangan berkala lainnya yang dapat diakses melalui situs resmi bpkh dan ppid.bpkh.go.id,” jela dia.