BANJARMASINPOST.CO.ID, AMUNTAI – Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU), Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel), memiliki wilayah rawa yang sangat luas dan sering ditumbuhi tanaman eceng gondok.
Eceng gondok juga merupakan bahan dasar pembuatan kerajinan tangan, masyarakat awam menyebutnya ilung.
Namun, jika jumlahnya terlalu banyak, dapat mengganggu warga yang ingin menanam atau menangkap ikan di rawa-rawa tersebut.
Seperti yang terjadi di Desa Jingah Bujur, Kecamatan Haur Gading, Kabupaten HSU, rawa-rawa tersebut sudah sekitar tiga tahun tidak dimanfaatkan karena lahan rawa tertutup eceng gondok.
Aparat desa berusaha menekan jumlah eceng gondok dengan menggunakan pestisida namun tidak maksimal.
Baca juga: Desa Jingah Bujur dan HSU Haur Gading Kerjasama Permodalan Kapal Hitung Eceng Gondok
Baca juga: Calon Haji dari Kabupaten Hulu Sungai Utara Keberangkatan Tertunda
Dan terakhir, salah satu warga Desa Jingah Bujur yaitu Sugianor memiliki inovasi dengan membuat kapal penghancur eceng gondok.
Dia memiliki inovasi untuk merancang sebuah kapal yang terbuat dari plat besi yang dilengkapi baling-baling besi tajam dan mesin pencacah eceng gondok.
Cara kerjanya, saat mesin dihidupkan, baling-baling di bagian depan kapal akan menabrak eceng gondok dan mencabik-cabiknya.
Potongan eceng gondok akan mengapung dipermukaan rawa dan beberapa hari kemudian akan tenggelam karena membusuk.
“Eceng gondok atau enceng gondok yang membusuk akan menumpuk di dasar rawa dan menjadi pupuk,” ujarnya.
Baca juga: Narkoba Kalsel, Kepala Desa Petangan Amuntai HSU Menemukan Nyabu di Kantor dengan Honorer
Baca juga: Majelis Hakim PTUN Banjarmasin Tolak Permohonan Penundaan Eksekusi Pasar Batuah
Ia mendapatkan ide untuk membuat kapal penghancur saat melihat rawa-rawa yang sudah tidak bisa digunakan dan perlu upaya untuk bisa digunakan lagi.
Diketahui, Sugianor yang berprofesi sebagai tukang kayu dan buruh bangunan meniru konsep kerja mesin pemotong rumput.
“Melihat cara kerja mesin pemotong rumput ini, tetapi dibuat dalam skala yang lebih besar, baling-balingnya dibuat sendiri dengan modifikasi agar kuat sehingga ketika membentur kayu tidak patah, ada dua baling-baling besar di depannya. kapalnya,” katanya.
Untuk pembuatan kapal, Sugianor mendesain sendiri. Bahkan lakukan pengelasan sendiri. Beli mesin saja. Apalagi dirancang dan dibuat sendiri.
“Dalam satu hari, kita bisa membersihkan 1,5 hektar lahan rawa yang ditumbuhi eceng gondok,” ujarnya. Membutuhkan 25 liter solar dalam satu hari pemakaian.
Baca juga: Penutupan MTQ di Mataraman, Kabupaten Banjar diwarnai house music yang menuai kritik
Baca juga: Selang beberapa hari, warga di Kabupaten Tanahlaut kembali terpapar Covid-19
Inovasi Sugianor juga menjadi juara lomba Teknologi Tepat Guna (TTG) tingkat Kabupaten HSU dan diikutsertakan sebagai peserta lomba TTG tingkat Provinsi Kalimantan Selatan.
(Banjarmasinpost.co.id/Reni Kurniawati)