Akhir-akhir ini sejumlah wilayah di Asia bahkan Indonesia mengalami cuaca panas. Kementerian Kesehatan RI mengimbau masyarakat Indonesia untuk waspada menghadapi cuaca panas ekstrem.
Peringatan ini sejalan dengan prediksi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) yang menyebutkan indeks sinar ultraviolet (UV) sinar matahari di beberapa wilayah Indonesia akan mencapai kategori risiko bahaya sangat tinggi hingga ekstrim.
“Memang cuaca panas beberapa hari ini dan ke depan sudah tidak biasa. Oleh karena itu, mari ikuti tips untuk menghindari dampak cuaca panas saat kita atau sering berada di luar ruangan,” kata Juru Bicara Kementerian Kesehatan dr. Mohammad Syahril melalui keterangan resminya, Selasa (25/4/2023).
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Balangan H Akhmad Nasa’i mengatakan, saat ini pihaknya masih menunggu koordinasi dengan Pemprov Kalsel, untuk menyelaraskan kesiapsiagaan.
“Saat ini belum ada himbauan yang dikeluarkan, kami akan berkoordinasi dengan provinsi untuk keseragaman,” ujarnya singkat melalui pesan pribadi Whatss App, Jumat (28/4/2023).
Melalui keterangan juru bicara Kementerian Kesehatan RI, dr. Syahril meminta masyarakat banyak mengkonsumsi air mineral untuk mencegah dehidrasi. Hindari minuman berkafein, minuman berenergi, alkohol, dan minuman manis.
Kemudian masyarakat juga diminta untuk menghindari pakaian berwarna gelap yang menyerap panas, serta menggunakan pakaian yang melindungi diri dari sinar matahari, seperti topi, pakaian berbahan ringan dan longgar, serta menggunakan payung saat bepergian.
Sebisa mungkin berlindung antara pukul 11.00 dan 15.00, saran dr. Syahril. Disarankan untuk menggunakan tabir surya (sunscreen) minimal 30 SPF.
Dalam menghadapi cuaca panas, Kemenkes meminta masyarakat mewaspadai gejala yang muncul akibat cuaca panas ekstrem.
Yaitu keringat berlebih, kulit terasa panas dan kering, jantung berdebar lebih cepat, kulit pucat, kram di kaki dan perut, mual, muntah, sakit tenggorokan, dll, dan segera konsultasikan ke dokter.