Dinas Kesehatan (Dinkes) Hulu Sungai Selatan (HSS) mengimbau waspada dalam mengantisipasi peningkatan kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di kabupaten setempat.
“Hingga 4 Mei 2023 tercatat 58 kasus,” kata Kepala Dinas Kesehatan HSS, Hj Siti Zainab dalam keterangan kasus DBD dan penanganan stunting, di Kandangan, HSS, Kalimantan Selatan, Sabtu.
Zainab menjelaskan, Dinas Kesehatan telah mengeluarkan surat edaran tentang kesiapsiagaan potensi peningkatan DBD, kemudian dengan himbauan berupa Surat Edaran (SE) Bupati HSS, tentang upaya penanganan DBD.
Pihaknya mengimbau masyarakat untuk memberantas sarang nyamuk (PSN) dengan 3 M (menguras, menutup, dan mengubur) plus mendaur ulang atau memanfaatkan barang, serta menggunakan obat nyamuk.
Selain itu, untuk mengaktifkan program pemantauan jentik satu rumah satu (jumantik), memantau jentik nyamuk di rumah, serta mengkaji faktor risiko potensi DBD di lingkungan sekitar.
Kepala Sistem Informasi Kesehatan dan Kesehatan Masyarakat (Kesmas dan SIK) Dinas Kesehatan HSS Daru Priyanto menambahkan, dari 58 kasus DBD di Kabupaten HSS, tidak ada korban jiwa.
“Belum ada laporan kematian akibat DBD, dan jumlah kasus DBD di Kabupaten HSS dipastikan meningkat pada bulan kelima tahun ini,” kata Daru.
Sementara untuk penanganan kasus stunting, Zainab kembali menjelaskan, saat ini diketahui dilakukan dengan dua model penanganan, baik intervensi spesifik maupun sensitif.
“Untuk intervensi khusus, kami dari Dinas Kesehatan secara khusus melakukannya secara intensif, mulai dari remaja putri dengan pemberian tablet besi, setelah menikah mereka ke puskesmas dengan imunisasi,” ujar Zainab.
Kemudian, ketika hamil, memeriksakan kehamilannya dan melahirkan di fasilitas kesehatan, anaknya harus dibawa ke pusyandu, diimunisasi, dan diberikan Air Susu Ibu (ASI) eksklusif.
Selain itu, untuk anak sekolah dilakukan pemeriksaan secara berkala di sekolahnya, dan ada juga upaya yang dilakukan dengan memberikan makanan tambahan.