Sampit (ANTARA) – Pagelaran wayang kulit Banjar yang digelar di halaman kantor Bupati Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah pada Jumat (10/3) malam disambut antusias warga Sampit.
“Lucu juga. Saya baru tahu ada wayang Banjar dan memang dipentaskan dalam bahasa Banjar. Saya kira kita hanya punya wayang Jawa,” kata Lia, salah satu penonton.
Wayang Banjar sepertinya sudah tidak asing lagi, terutama bagi generasi milenial. Mereka lebih akrab dengan wayang yang dipentaskan dalam bahasa Jawa.
Wayang Banjar sudah ada sejak lama dan masih populer di daerah asalnya yaitu Provinsi Kalimantan Selatan. Namun pada masa lalu wayang Banjar juga populer di Kotawaringin Timur salah satunya dipengaruhi oleh banyaknya masyarakat Banjar yang tinggal di daerah ini.
Pertunjukan wayang orang Banjar digemari karena dibawakan dengan menggunakan bahasa Banjar sehingga sebagian besar masyarakat memahaminya. Berbeda dengan wayang, bahasa Jawa belum tentu dimengerti karena banyak warga Kotawaringin Timur yang tidak mengerti bahasa Jawa.
Namun kini, wayang golek Banjar di Kotawaringin Timur seolah menghilang. Padahal, meski berasal dari Kalimantan Selatan, wayang Banjar dianggap sebagai bagian dari budaya yang pernah ada di daerah ini.
Untuk menghidupkan kembali kesenian wayang Banjar, Bupati Kotawaringin Timur Halikinnor berinisiatif mengadakan pagelaran wayang Banjar. Ia menampilkan pertunjukan wayang kulit Purwa Banjar dari Telaga Langsat, Kabupaten Hulu Sungai Selatan.
Kegiatan ini disambut antusias oleh masyarakat. Selain untuk mengobati kerinduan para penikmat wayang Banjar, hal ini juga sebagai bagian dari upaya melestarikan budaya yang pernah ada di daerah ini.
Baca juga: DPRD Kotim Apresiasi Pemprov Bantu Kapal Angkutan Sekolah
“Dulu ada kelompok seni wayang Banjar di daerah kami. Dulu ada di Cempaga. Nama dalangnya Idrus. Tapi setelah dia meninggal, tidak ada penerusnya lagi. Makanya kami coba angkat lagi ini. untuk melihat minat masyarakat terhadap wayang Banjar,” kata Halikinnor.
Menurutnya, pemerintah daerah sangat serius dalam melestarikan budaya daerah. Perlu dukungan dari semua pihak untuk melestarikan budaya, terutama memperkenalkannya kepada generasi muda agar mereka cinta dan peduli melestarikannya.
Wayang Banjar merupakan bagian dari budaya yang perlu dilestarikan. Tentunya selain itu masih banyak kesenian daerah yang juga perlu dihidupkan kembali seperti batirik, mamanda dan lain-lain.
“Kegiatan ini juga bagian dari upaya kami untuk melihat bagaimana potensinya bisa dihidupkan kembali. Kami melibatkan seniman dan tokoh masyarakat dalam melestarikan budaya daerah kami,” kata Halikinnor.
Ketua DPC Laung Kuning Banjar Sampit, Darmansyah Jauhidi menyampaikan terima kasih kepada Bupati Halikinnor yang berinisiatif menggelar pagelaran wayang banjar. Inisiatif ini patut diapresiasi sebagai bentuk perhatian pemerintah daerah terhadap budaya daerah.
“Terakhir saya melihat wayang Banjar ini di Sampit sebelum tahun 2000, setelah itu sudah tidak ada lagi. Alhamdulillah sekarang digelar. Kami senang. Ini bisa mengobati kerinduan kami akan pagelaran wayang Banjar,” ujar Darmansyah.
Menurutnya, kegiatan ini sangat baik untuk memperkenalkan kembali wayang Banjar kepada masyarakat Kotawaringin Timur. Apalagi kesenian ini sudah ada di daerah ini, sehingga perlu dimunculkan kembali.
Wayang Banjar bukan sekedar cerita, tetapi mengandung banyak pesan moral. Penyajiannya menggunakan bahasa Banjar dan diselingi humor membuat wayang Banjar menarik untuk disaksikan masyarakat.
“Kami berharap pertunjukan wayang Banjar lebih banyak lagi sehingga kesenian ini kembali memasyarakat. Kami berharap juga akan lahir kelompok wayang Banjar di Kotawaringin Timur agar kesenian ini dapat kita promosikan kembali,” ujar Darmansyah.
Baca juga: Ketua DPRD Kotim realisasikan pembangunan gerbang SMK Ambarwati
Baca juga: DPRD Kotim dorong penyelesaian jalan alternatif menuju Pelabuhan Bagendang
Baca juga: Pemkab Kotim diminta bantu pengurusan izin galian C
Reporter: Nurjani
Pengunggah : Admin 2
Hak Cipta © ANTARA 2023