BANJARMASINPOST.CO.ID, TANJUNG – Mutiara tersembunyi di Gunung Sialing, Desa Nawin, Kecamatan Haruai, Kabupaten Tabalong.
Warga Gunung Sialing, Karianto, mengingat kalimat tersebut dalam mengembangkan objek wisata Gunung Sialing Indah.
Ucapan tersebut disampaikan salah seorang tokoh di Kabupaten Tabalong, orang nomor satu di Bumi Saraba Kawa, yakni H Anang Syakhfiani saat kunjungan pertamanya ke Gunung Sialing, beberapa tahun lalu.
Keberadaan Gunung Saling yang merupakan bagian dari Desa Nawin cukup jauh dari pusat pemerintahan desa. Bahkan harus melewati tiga desa lainnya.
Baca juga: Gua Sialing Tabalong, di dalamnya terdapat benda-benda seperti potongan perahu
Baca juga: Wisata Kalsel: Tebing Gunung Sialing Tabalong Dibersihkan, Wisata Panjat Tebing Meningkat di Desa tersebut
Destinasi wisata Gunung Sialing ini dikelola oleh Pokdarwis Kayu Harum yang diketuai oleh Karianto, warga asli Gunung Sialing.
Rumah Karianto berada tepat di depan Gunung Sialing. Tempat tinggalnya merupakan rumah bantuan untuk program Komunitas Adat Terpencil (KAT).
Sejak beberapa tahun lalu, destinasi wisata minat khusus ini menawarkan keindahan puncak Gunung Sialing. Bahkan dari ketinggian Gunung Sialing, pendaki bisa menikmati pemandangan dari segala arah.
Demikian disampaikan Karianto saat ditemui di kaki Gunung Sialing, Sabtu (28/1/2023).
“Sekarang sepi pengunjung yang datang. Sekarang sudah tidak bisa lagi memanjat, karena sebelumnya kita sediakan tangga dan sekarang tangganya rusak,” kata Karianto.
Benar saja, saat ini sudah tidak ada lagi anak tangga yang bisa ditemukan di kaki Gunung Sialing untuk memulai pendakian. Apalagi gunungnya cukup terjal, sehingga sulit tanpa alat.
Pengurus Gunung Sialing sudah lima kali mengganti tangga. Namun selalu rusak karena hanya terbuat dari kayu yang cepat rapuh oleh kondisi alam.
Sedangkan untuk membuat tangga permanen, pihaknya terkendala anggaran.
Puncak Gunung Sialing yang menjanjikan kepuasan pemandangan alam tak lagi terjangkau. Meski tanpa tangga, puncaknya tak tersentuh pengunjung.
Bahkan, kata Karianto, di puncak itu pengunjung juga bisa berkemah dan rencananya jika ada dukungan dari pemerintah setempat untuk adanya tangga permanen, maka pihaknya siap membangun paviliun di puncak gunung tersebut.
Baca juga: Wisata Kalimantan Selatan – Pengunjung Kampung Bambu HST Serasa Duduk Diatas Awan
Selain itu, pada masa kejayaan Gunung Sialing, hasil kunjungan wisata memungkinkan pengelola mendapatkan rupiah yang bisa digunakan untuk membantu warga lain saat sakit, sekaligus menjadi pemasukan di desa dan menunjang biaya perawatan wisata.
Meski saat ini peminatnya masih sedikit, namun pengelolaan wisata tetap dilanjutkan. Apalagi di kaki gunung yang tak kalah menyuguhkan pemandangan alam bebatuan dan hutan.
(Banjarmasinpost.co.id/Isti Rohayanti)